Senin, 28 November 2011

laporan kewirausahaan

A.    PENDAHULUAN
Kewirausahaan atau berwirausaha akhir-akhir ini banyak di gandrungi oleh sebagian kalangan baik generasi tua ataupun muda sekalipun. Berwirausaha adalah pilihan yang menggiurkan dan menjanjikan untuk usaha yang masih memilki peluang besar pada usaha yang memiliki planning atau perencanaan terperinci. Berwirausaha merupakan salah satu cara untuk menuju kesuksesan dengan cepat. Jika usahanya beruntung seorang wirausahawan akan cepat pula menuju kesuksesan yang akan dicapai. Berwirausaha sebenarnya tidak perlu modal finansial secara besar-besaran, tapi sebenarnya modal yang paling utama adalah niat dan ide yang cemerlang untuk melihat peluang pasar yang akan menjadi sasaran usaha. Dari paparan diatas merupakan alasan mengapa mata kuliah kewirausahaan diadakan oleh jurusan Sosiologi dan Antropologi. Alasannya mengingat sebagian dari mahasiswa belum banyak berminat atau mengetahui bahwa banyak sekali keuntungan yang diperoleh jika berwirausaha.
Harapan instansi pendidikan diadakannya mata kuliah kewirausahaan agar para mahasiswa memiliki jiwa wirausaha yang merupakan modal untuk menghadapi kehidupan yang nyata yaitu masyarakat. Juga diharapkan mahasiswa memiliki jiwa entrepreneurship yang tidak hanya menggantungkan gaji dari pemerintah. Mahasiswa juga diberikan kiat-kiat untuk menghadapi pasar yang sesungguhnya. Mereka diarahkan untuk menguasai pasar yang sebenarnya dan diarahkan bagaimana cara menawarkan barang kepada konsumen. Untuk itu perlu adanya praktek lapangan sebagai modal utama untuk menguji mental para mahasiswa. Sebagai permulaan para mahasiswa menjual kaos yang berlogo UNNES dan Fismart yang berwarna merah produk dari Fakultas Ilmu Sosial.   
B.     PEMBAHASAN
1.      Pasar
Pasar merupakan tempat dimana kita melaksanakan penjualan dan siapa saja sasaran pembelinya. Kebetulan penugasan yang ditugaskan oleh dosen menjual kaos yang berlogo kan unnes dan fis. Setiap  mahasiswa minimal menjual 1 kaos yang sama. Karena saya masih malu untuk menawarkan kaos kepada orang- orang yang belum saya kenal, saya memilih menawarkan kaos ini kepada oran yang sudah saya kenal. Sebagai contoh orang tua saya, teman-teman kos, teman-teman kampus. Kami diberi harga yang cukup tinggi untuk ukuran kaos yang berbahan bukan catoon ini. Awalnya saya merasa mider dan tidak percaya diri, banyak sekali yang menyayangkan barang yang saya tawarkan tidak terkecuali orangtua saya sendiri. Tak lain halnya dengan teman- teman kos juga teman kampus yang menyayangkan bahan kaos yang saya tawarkan, tapi tak apalah toh ini juga hanya baru awal dari sebuaah latian yang terjun langsung ke lapangan yang tujuannya untuk menguji mental kita.
2.            Tehnik Penjualan
Sebenarnya saya kurang paham tentang teknik lapangan yang harus bagaimana, awalnya kami membentuk kelompok yang berisi 5 anggota di setiap kelompok. Kami beranggapan jika kami bergerombol untuk menjajakan barang kami maka akan banyak yang tertarik. Tapi pada kenyataannya tidak seperti itu. Kemudian tehnik penjualan kami ubah kembali dengan teknik tejun ke lapangan satu mahasiswa satu kaos. Ada keberuntungan bagi mereka yang memilki mental berwirausaha, tapi tidak beruntung bagi mereka yang tidak memiliki mental berwirausaha.
Saya sebagai pemula yang baru pertama kali menawarkan barang kepada orang-orang sempat tidak percaya diri, di dukung dengan kondisi kaos yang kurang memenuhi permintaan para pelanggan. Keadaan ini diperparah dengan harga kaos yang cukup tinggi mengingat bahan kaos yang bukan berbahan catoon juga logo unnes dan fis yang hanya sablon bukan border. Saya berusaha menyakinkan orang- orang disekeliling saya akan barang yang saya tawarkan. Saya juga menjelaskan kenaqpa say menjual kaos ini, alasan say sebenarnya cukup diperhitungkan karena saya diberi tugas mata kuliah kewirausahaan yang tugasnya praktek langsung ke lapangan dengan menjual kaos produk dari fakultas. Sebenarnya tugas ini, menjadi bahan perdebatan oleh kedua dosen yang nmengajar. Salah satu dosen menganggap ini adalah sebuah pengalaman tau praktek lapangan tapi salah satu dosen menganggap ini adalah sebuah eksploitasi terhadap mahasiswa. Keduannya memiliki cara pandang masing-masing akan sebuah metode pengajaran mata kulia kewirausahaan.
Terlepas dari perbedaan itu, saya lebih menyoroti pada kualitas barang yang saya tawarkan kepada konsumen atau pelanggan. Mereka menginginkan harga barang itu sesuai dengan kualitas barang itu pula. Kami diberi harga dari fakultas @ 45.000 dan saya tawarkan 50.000 tapi sebenarnya harga ini cukup tinggi mengingat kondisi kaos. Akhirnya saya mencoba menawarkan kaos pada teman-teman kos saya kebetulan teman kos saya ada mahasisiwa fis juga. Dia langsung berkomentar tentang barang yang saya tawarkan, tidak terkecuali sanak saudara saya. Akhirnya saya menawarkan pada ayah saya dengan banyak alasan  yang saya buat agar ayah saya mau membeli barang dagangan saya. Akhirnya beliau mau untuk membelinya. Tapi satu kendala lain lagi yaitu ukuran kaos yang hanya berukuran M dan S yang mendomonasi , ada juga yang L itupun hanya beberapa saja dan itun juga sudah diambil oleh teman saya. Karena koordinator saya yang memberikan saya ukuran S akhirnya saya tidak berhasil menjajakan barang dagangan saya.   
3.      Hambatan – Hambatan Penjualan
Sebenarnya kendala yang dihadapi terletak pada kondisi barang dan juga pasar. Mengingat kaos produk fakultas yang berlogokan unnes dan fakultas sebagian masih belum tertarik untuk membeli kaos ini. Terlepas dari kondisi pasar yang tidak mendukung masyarakat lebih memilih untuk membeli barang yang berkualitas baik yang banyak dijual dipasar yan masih bisa ditawar, walaupun ada keunggulan tersendiri dari kaos ini yaitu ada logo unnes dan fakultas. Sebenarnya  kendala yang lain ada pada mental saya sendiri, yang tidak berani menawarkan barang pada setiap orang yang belum say kenal. Saya merasa kurang percaya diri jika menjajakan barang yang saya miliki, ditambah lagi saya baru pertama kali menawarkan barang kepada orang lain yang terjun langsung ke lapangan juga adnaya saingan mahasiswa lain yang mendapat tugas yang sama, dengan kondisi barang yang sama tapi keuntungan atau keberuntungan yang berbeda membuat say semakin tidak percaya diri.
KESIMPULAN
Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai paparan diatas adalah bahwa seorang yang ingin berwirausaha harus memiliki modal yang utama adalah niat dan ide yang cemerlang. Mental yang kuat untuk berwirausaha juga harus dimilki oleh mereka yang ingin mengawali usahanya. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif.  Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara yang inovatif.

*tugas mata kuliah kewirausahaan

5 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. salut deh buat perjuangan jualan kaosnya.....
    hehe :)

    BalasHapus
  3. dengan menjual kaos itu setidaknya kita pernah bepengalaman untuk menjadi pembisnis walaupun hanya menjual kaos,,itu sebagai awal yang bagus menurutku

    BalasHapus
  4. Tolong berbagi tipsnya tentang kewirausahaan..

    BalasHapus